TIA: Talent&Interest Allocation
Aplikasi TIA mampu mendeteksi secara akurat tipe kecerdasan mahasiswa
https://appstorespy.com/android-google-play/com.tiaapp-trends-revenue-statistics-downloads-ratings
Prof. Dr. Fatia Fatimah, S.Si., M.Pd.
No matter what people say. Dare to dream
TIA: Talent&Interest Allocation
Aplikasi TIA mampu mendeteksi secara akurat tipe kecerdasan mahasiswa
https://appstorespy.com/android-google-play/com.tiaapp-trends-revenue-statistics-downloads-ratings
*2025*
Book Chapter: “Energy of Intuitionistic Fuzzy Soft Set for Multi-criteria Decision-Making” with Qonita Qurratu Aini, Imam Mukhlash, and Dian Winda Setyawati in Lecture Notes in Networks and Systems, Springer. First Online: 29 July 2025.
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-031-97985-9_44
*2024*
Book Chapter: “Neutrosophic Soft Set for Forecasting Indonesian Bond Yields” with Qonita Qurratu Aini, Imam Mukhlash, Kistosil Fahim, & Jasmir in E-Book Lecture Notes in Networks and Systems, Springer. First Online: 28 August 2024.
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-031-67192-0_77
*2021*
Analisis dan Interpretasi Data. ISBN: 9786233121392, E-ISBN: 9786233121408, Penerbit: Universitas Terbuka, 214 Halaman.
Ada apa dengan angka 5?
Lagu anak-anak berjudul “Balonku Ada 5” seketika menyeruak dalam ingatan. Entah kenapa A.T Mahmud menciptakan lirik menggunakan angka 5 alih-alih dua balon yang lebih sederhana. Apakah anak-anak sejak dini sudah diajarkan untuk berani bermimpi mempunyai lebih dari target minimal dua balon di genggaman?
Kita tinggalkan jawaban atas pertanyaan tersebut sejenak. Kita beralih pada fakta & rasa yang dialami. Coba Anda berhenti membaca artikel ini sejenak, kemudian memanggil kenangan saat target Anda berhasil diraih. Bagaimana intensitas rasa saat hal tersebut sedang diperjuangkan dengan ketika target tersebut tercapai. Tidak dapat dipungkiri bahwa perhatian, fokus, energi lebih banyak tercurah saat proses demi proses dilalui dibandingkan hasil yang diterima.
Sebentar, tidak perlu berkomentar dengan kalimat “berarti Anda kurang bersyukur dengan impian yang sudah tercapai?” Justru kebahagiaan itu memuncak ketika tahu hasilnya. Yang sedang kita bahas adalah, perbandingan intensitas energi yang melingkupi antara proses, menunggu dan mengetahui hasil. Ternyata di setiap tahapan proses menuju target, intensitas dan daya tarik meninggi, debar jantung terasa lebih cepat, semua upaya diasah fokusnya. Karenanya, ketika satu target tercapai, Anda mulai membuat impian berikutnya. Hal ini lumrah. Karena fitrah manusia itu sendiri merupakan proses mewujud dari hidup sampai redup. Agar hidup lebih hidup. Agar rasa Syukur senantiasa menyertai. Agar di setiap perjumpaan dengan makhluk hidup, mereka turut mengamini.
Lalu ada apa dengan angka 5? Angka 5 adalah angka psikologis, titik penentuan. Kita akan berhenti sejenak mengevaluasi ketika mencapai kelipatan angka 5 dan melihat arah grafik. Apakah mata uang digital Bitcoin akan bearish di bawah $90.000 atau bullish melewati $125.000 tahun ini? Contoh sederhana, perhatikan usia kritis Anda pada kelipatan 5. Apa yang sudah terjadi? Perhatikan reset dunia (baca: Covid-19) terjadi tahun 2020, lalu sekarang kita berada di tengah yaitu tahun 2025 menuju reset dunia selanjutnya (apakah itu?).
Tahun 2030 ternyata hampir di depan mata, hanya 5 tahun lagi dari sekarang. Jargon Indonesia Emas 2030 sudah jarang sekali terdengar. Jika pun ada terlintas, gaungnya sudah mulai mereda. Entah karena dulu terlalu sering diperdengarkan sehingga kini tidak lagi berdampak signifikan atau kita sibuk mengadu nasib dan melihat hanya sedepa di lingkaran tubuh. Seperti makan apa hari ini, outfit apa yang cocok dipakai, ikut-ikutan karena takut ketinggalan tren alias fomo (Fear of Missing Out), menyalahkan lingkungan tanpa solusi, mengeluh dan bersikap toksik pada keadaan, sibuk mengomentari hidup orang lain dengan dalih peduli padahal hanya pengen tahu alias kepo (Knowing Every Particular Object). Hingga scroll media sosial berjam-jam tanpa ditimpa dengan kegiatan produktif setelahnya. Ternyata kita seterlena itu, terlupa melihat jauh dari luar tubuh.
Tahun 2030, hanya hitungan jari sebelah tangan. Apa yang Anda siapkan dari sekarang hingga 5 tahun kedepan? Akan kah 2030 menjadi tahun emas, bahkan berlian atau sekedar kerikil untuk Anda? Entah apa yang akan kita hadapi 5 tahun lagi saat reset terjadi. Yang dapat kita kontrol saat ini adalah diri sendiri. Berupaya sesuai peran masing-masing memberi kontribusi positif di dunia sekecil apapun itu. Karena kita hidup disini dan belum berpindah alam.
Pada tanggal yang sama tahun 2030, mari kita berbagi kisah. Berjanjilah kita hanya akan melakukan permainan “We Listen & We Don’t Judge”. Karena saat itu tiba, kita adalah insan yang sedang bermain peran menembus mesin waktu, melihat kembali dimana peristiwa bermula, tepat 5 tahun sebelumnya. Semoga kita semua selamat.
(catatan kecil di angka cantik: 250125)
*2024*
N-Soft Sets Association Rule and Its Application for Promotion Strategy in Distance Education with Selly Anastassia Amellia Kharis & Fauzan Ihza Fajar in BAREKENG: Journal of Mathematics and Its Applications. First Online: 31 July 2024.
https://doi.org/10.30598/barekengvol18iss3pp1865-1878
*2023*
Identification and Classification System of Students’ Talents and Interests in Distance Education Using Soft Computing in Innovation in Open and Distance Learning (INNODEL) 2023 Proceeding.
https://drive.google.com/file/d/18PD651nYRRw0lB4sHtmokFK0M0Oa7a7Z/view?usp=sharing
*2022*
Dual Hesitant N-Soft Sets in International Journal of Computing Science And Applied Mathematics.
First online: September 2022, https://iptek.its.ac.id/index.php/ijcsam/article/view/6302/7015
*2021*
The multi-fuzzy N-soft set and its applications to decision-making with José C. R. Alcantud in Neural Computing and Applications. Published online: 18 February 2021, https://rdcu.be/cftA9
*2020*
Parameter reductions in N-soft sets and their applications in decision-making with Muhammad Akram, Ghous Ali, José C. R. Alcantud in Expert Systems. First online: 20 July 2020, https://doi.org/10.1111/exsy.12601
###
Analisis Fasilitas Pariwisata Menggunakan Prosedur Pengambilan Keputusan N-Soft Set, Fatia Fatimah & Andriyansah, Vol. 4 No.1 (2020), 135-141, Jurnal Resti (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), Terbit Online 18 februari 2020, http://jurnal.iaii.or.id/index.php/RESTI/article/view/1536
*2019*
Probabilistic soft sets and dual Probabilistic soft sets in decision making with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim & José Carlos R Alcantud in Neural Computing and Applications, Springer. January 2019, Volume 31, Supplement 1, pp 397–407. First Online: 26 April 2017, https://rdcu.be/MCj8
*2018*
Expanded Dual Hesitant Fuzzy Sets with José Carlos R Alcantud . 2018 International Conference on Intelligent Systems (IS), Funchal – Madeira, Portugal, 2018, pp. 102-108, https://doi.org/10.1109/IS.2018.8710539
###
Probabilistic soft sets and dual probabilistic soft sets in decision making with positive and negative parameters with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim in Journal of Physics: Conference Series, 2018. http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/983/1/012112/pdf
###
N-soft sets and their decision making algorithms with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim &, José Carlos R Alcantud, Soft Computing, June 2018, Volume 22, Issue 12, pp 3829–3842. http://rdcu.be/v6yf
*2017*
A social choice approach to graded soft sets with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim & José Carlos R Alcantud in IEEE Xplore, 2017, https://doi.org/10.1109/FUZZ-IEEE.2017.8015428
*2013*
Analisis Aktivitas Belajar Mahasiswa Non-Pendidikan Dasar UPBJJ-UT Padang with Andriyansah in Cakrawala Pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan, November 2013, Volume XXXII, Nomor 3, halaman 480-487, ISSN: 0216-1370. https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1635
*2012*
Kemampuan Komunikasi Matematis dan Pemecahan Masalah Melalui Problem Based-Learning, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 16(1),249-259, 2012. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/1116/2806
Apa guna matematika Ma?
Pertanyaan anak Sekolah Dasar berumur 11 tahun kepada mamanya. Pertanyaan yang terlontar bukan karena dia mengalah pada matematika tetapi karena melihat mamanya masih bergelut dengan rumus-rumus matematika di layar laptop meski malam telah larut. Pertanyaan lugu, namun kritis.
Setiap manusia selalu menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Baik hitungan sederhana maupun kompleks. Entah dilakukan begitu saja yakni secara alamiah atau menyengaja dengan teori-teori mendalam yang bersifat ilmiah. Namun yang akan dibahas pada tulisan ini bukanlah rumus-rumus matematika yang bagi sebagian orang dianggap momok dan menjadi mimpi buruk. Hanya ulasan singkat sesederhana pertanyaan di awal tulisan.
Matematika merupakan alat untuk penyelesaian masalah baik untuk kasus yang pasti maupun tidak pasti. Keberhasilan matematika dalam menyelesaikan masalah bergantung pada banyak faktor pendukung, Seperti kemampuan kita mendefinisikan masalah terlebih dahulu. Jika gagal mendefinisikan suatu masalah maka penanganannya akan berbeda. Laksana dokter yang salah diagnosis sehingga berakibat salah memberikan resep. Selanjutnya kita diperbolehkan atau malah dianjurkan untuk berasumsi. Sebuah praduga atau analisis sederhana berdasarkan pengetahuan yang kita punyai saat ini. Asumsi bukanlah sebuah kebenaran yang harus dibela mati-matian kebenarannya. Namanya juga asumsi, maka perlu pembuktian. Di sisi lain, situasi pengambilan keputusan perlu digali serta diberi penjelasan termasuk jujur menyatakan keterbatasan alat atau metode yang sedang digunakan.
Semua penjelasan di atas bermuara pada pengambilan keputusan. Sehingga pengambilan keputusan terkadang tidak sesederhana yang terlihat. Ada kondisi atau latar belakang persoalan, alternatif pilihan, serta alat ukur untuk memilih satu atau beberapa alternatif sesuai kebutuhan. Hingga pada akhirnya mengikrarkan pilihan. Di saat bersamaan ketika keputusan telah diambil, maka dampak atas pilihan merupakan konsekuensi yang perlu diterima secara utuh. Apapun itu. Baik secara sosial, ekonomis bahkan psikologis.
Karenanya pengambilan keputusan merupakan ilmu yang merentas beberapa bidang keilmuan. Seperti halnya berbicara atau mengeluarkan pernyataan di muka forum. Ini pun merupakan sebuah bentuk keputusan yakni pilihan bersikap. Perkataan yang terlontar merupakan pilihan. Jika sebagai pimpinan maka perkataan dapat menjadi titah atau keputusan. Sehingga diperlukan kehati-hatian agar pilihan yang diambil tidak menghakimi tanpa keadilan atau membunuh karakter seseorang.
Berbicara tentang mematikan karakter. Ketika seseorang memiliki potensi untuk beberapa hal kebaikan sebaiknya perlu pertimbangan dan pemikiran yang lebih luas untuk tidak mengkritiknya di depan umum atas kesalahan kecil yang tidak berakibat fatal apalagi tidak berdampak pada keburukan yang masif. Karena itu akan mematikan secara perlahan potensi yang dimiliki. Jika kritik memang harus disampaikan untuk kasus yang sama maka diutarakan ke semua lini tidak memandang atasan maupun bawahan. Hal ini agar kritik tetap berbasis keadilan. Namun ada baiknya sebelum memutuskan, dapat menjadi pertimbangan kalimat Dale Carnegie dalam bukunya berjudul How to Win Friends & Influence People berikut ini “When dealing with people, let us remember we are not dealing with creatures of logic. We are dealing with creatures of emotion, creatures bristling with prejudices and motivated by pride and vanity”.
Jawaban atas pertanyaan di awal tulisan ini adalah karena dibalik setiap keputusan apapun selalu ada alur matematika yang dipakai. Karenanya matematika bukan hanya tentang angka namun juga kata dan rasa.
(Tulisan terbit pada media online Top Sumbar 03032020)
What it means to turn 40?
Pertanyaan menggelitik bagi sebagian orang yang memasuki usia 40 tahun. Seperti pernyataan Walter B. Pitkin yang mempopulerkan ide Life Begins at Fortysejak tahun 1932. Sebagai psikolog ternama, Walter mengemukakan teorinya bahwa pada usia 40 seseorang telah mencapai titik keemasan dunia yang dikenal dengan istilah golden ageyakni mencapai kemapanan dalam karir, finansial dan status sosial. Ternyata ada beberapa hal menarik dengan angka 40.
Kongres Amerika Serikat resmi menjadikan jam kerja maksimal 40 jam seminggu sebagai undang-undang pada 24 Oktober 1940. Hal ini merupakan ujung dari perjuangan Robert Owen, seorang pengusaha sekaligus aktivis puluhan tahun sebelum menjadi undang-undang. Robert Owen memiliki slogan “delapan jam bekerja, delapan jam rekreasi dan delapan jam istirahat”. Kini, aturan kerja 40 jam seminggu telah dipakai hampir di semua negara termasuk Indonesia. Di Indonesia aturan yang diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan menyatakan bahwa maksimal tenaga kerja bekerja delapan jam sehari dalam lima hari kerja atau tujuh jam sehari jika bekerja enam hari. Sederhananya, jika tenaga kerja bekerja melebihi 40 jam maka berhak atas upah lembur.
Pada bidang matematika, 40 juga merupakan angka istimewa. Angka 40 merupakan salah satu dari bilangan setengah sempurna. Istilah bilangan setengah sempurna mengacu pada bilangan yang jumlah sebagian pembaginya sama dengan bilangan itu sendiri. Contohnya untuk angka 40 diperoleh dari 1+4+5+10+20=40 dimana 1, 4, 5, 10 dan 20 merupakan sebagian faktor dari 40.
Seperti halnya angka 40 sebagai bilangan setengah sempurna, maka menjawab pertanyaan di awal tulisan ini, menjadi 40 tahun bukanlah kesempurnaan atau kemapanan ideal namun merupakan catatan untuk titik balik berbenah menjadi lebih baik dan lebih bahagia.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan kecuali kebahagiaan itu sendiri. Definisi kebahagiaan setiap orang berbeda dan tidak dapat dipaksakan satu sama lain. Jika demikian, apakah berarti kebahagiaan dapat saling tumpang tindih atau malah tak saling bertemu?. Tentu tidak. Karena kita dapat mengacu pada kebahagiaan universal dimana alam mengangguk menyatakan persetujuan.
Pada penghujung renungan akan arti angka 40, ternyata sudah tertulis dan dijelaskan sejak berabad-abad silam yaitu QS: Al-Ahqaf:15“sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai.”
Karena menjadi 40 tahun tidak dapat dikatakan muda namun belum dapat izin untuk bergabung ke grup tua.
(Tulisan terbit pada media online Top Sumbar tanggal 25 Januari 2020)
“Mengurai Terkadang”
Terkadang melihat dari jauh meski dekat
Terkadang lelah saat rehat
Terkadang relaks saat penat
Terkadang terjaga saat terlelap
Agar dapat terbang tanpa sayap
Terkadang terkurung pada waktu
Agar dapat menyapa
Terkadang tak apa saat tak tahu apa-apa
Agar dapat tahu saat tak tahu
Terkadang butuh diam saat kata-kata mulai berdarah
Terkadang tanya tak lagi perlu saat jawaban mengarah
Mendengar angin berbisik saat badai
Sederhana indah mengurai
Hope.
Recent contributions:
*2024*
Seputar Universitas Terbuka. Materi “Menginspirasi Kemandirian Belajar di UT Padang”. Pusat Produksi Bahan Ajar Multimedia, Radio UT, 16 Januari 2024
*2023*
*2022*
*2021*
*2020*
*2019*
Batch 1_Teknik Punulisan Artikel
Materi Essensial Statistika MTS
*2018*
Soft sets_teori, aplikasi dan potensi penelitian_math unand
Oral Presentation:
*2024*
The 2024 International Conference on Innovation in Open and Distance Learning (INNODEL). Based Talent & Interest Allocation Application. Medan, 14-15 November 2024.
*2023*
The 2023 International Conference on Innovation in Open and Distance
Learning (INNODEL). First Result-The TIA Application for Students’ Managing Talent in Distance Higher Education. Yogyakarta, 23-24 Oktober 2023
*2022*
The 35th AAOU Annual Conference 2022. Critical Success Factors for Non-Education Programs Graduates in Distance Learning. ICC Jeju, South Korea , 1-4 November 2022.
*2021*
*2019*
International Congress on Industrial and Applied Mathematics. The Multi-Fuzzy N-Soft Set and Its Operations, Valencia, Spanyol, 15-19 Juli, 2019.
*2018*
9th International Conference on Intelligent Systems, IS2018. Expanded Dual Hesitant Fuzzy Sets, Funchal, Portugal, 25-27 September 2018.
Internasional Conference on Basic Sciences and Its Application 2018. Prediction of Missing Data in N-Soft Sets, 23-24 Agustus 2018, Padang.
*2015*
The First International Conference on Statistical Methods in Engineering, Science, Economy, and Education (SESEE-2015), Soft Set Constraints for Decision Making, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 19-20 September 2015.
The 7th SEAMS Universitas Gadjah Mada, An Application of Probabilistic Soft Sets in A Decision Making, Univeritas Gadjah Mada, Yogyakarta, 18-21 Agustus 2015.
*2012*
Seminar 1st International Conference on Open and Distance e-Learning (1ICODEL), Implementation of Online Tutorial at Universitas Terbuka, Manila, Pilipina, 22-24 Februari 2012.
*2011*
Seminar Internasional Asian Association of Open Universities (AAOU), The Improvement of Academic Quality at Universitas Terbuka, Indonesia, Penang, Malaysia, 26 September–1 Oktober 2011.