Prof. Dr. Fatia Fatimah, S.Si., M.Pd.

Memaknai Angka Psikologis 5

Ada apa dengan angka 5?

Lagu anak-anak berjudul “Balonku Ada 5” seketika menyeruak dalam ingatan. Entah kenapa A.T Mahmud menciptakan lirik menggunakan angka 5 alih-alih dua balon yang lebih sederhana. Apakah anak-anak sejak dini sudah diajarkan untuk berani bermimpi mempunyai lebih dari target minimal dua balon di genggaman?

Kita tinggalkan jawaban atas pertanyaan tersebut sejenak. Kita beralih pada fakta & rasa yang dialami. Coba Anda berhenti membaca artikel ini sejenak, kemudian memanggil kenangan saat target Anda berhasil diraih. Bagaimana intensitas rasa saat hal tersebut sedang diperjuangkan dengan ketika target tersebut tercapai. Tidak dapat dipungkiri bahwa perhatian, fokus, energi lebih banyak tercurah saat proses demi proses dilalui dibandingkan hasil yang diterima.

Sebentar, tidak perlu berkomentar dengan kalimat “berarti Anda kurang bersyukur dengan impian yang sudah tercapai?” Justru kebahagiaan itu memuncak ketika tahu hasilnya. Yang sedang kita bahas adalah, perbandingan intensitas energi yang melingkupi antara proses, menunggu dan mengetahui hasil. Ternyata di setiap tahapan proses menuju target, intensitas dan daya tarik meninggi, debar jantung terasa lebih cepat, semua upaya diasah fokusnya. Karenanya, ketika satu target tercapai, Anda mulai membuat impian berikutnya. Hal ini lumrah. Karena fitrah manusia itu sendiri merupakan proses mewujud dari hidup sampai redup. Agar hidup lebih hidup. Agar rasa Syukur senantiasa menyertai. Agar di setiap perjumpaan dengan makhluk hidup, mereka turut mengamini.

Lalu ada apa dengan angka 5? Angka 5 adalah angka psikologis, titik penentuan. Kita akan berhenti sejenak mengevaluasi ketika mencapai kelipatan angka 5 dan melihat arah grafik. Apakah mata uang digital Bitcoin akan bearish di bawah $90.000 atau bullish melewati $125.000 tahun ini? Contoh sederhana, perhatikan usia kritis Anda pada kelipatan 5. Apa yang sudah terjadi? Perhatikan reset dunia (baca: Covid-19) terjadi tahun 2020, lalu sekarang kita berada di tengah yaitu tahun 2025 menuju reset dunia selanjutnya (apakah itu?).

Tahun 2030 ternyata hampir di depan mata, hanya 5 tahun lagi dari sekarang. Jargon Indonesia Emas 2030 sudah jarang sekali terdengar. Jika pun ada terlintas, gaungnya sudah mulai mereda. Entah karena dulu terlalu sering diperdengarkan sehingga kini tidak lagi berdampak signifikan atau kita sibuk mengadu nasib dan melihat hanya sedepa di lingkaran tubuh. Seperti makan apa hari ini, outfit apa yang cocok dipakai, ikut-ikutan karena takut ketinggalan tren alias fomo (Fear of Missing Out), menyalahkan lingkungan tanpa solusi, mengeluh dan bersikap toksik pada keadaan, sibuk mengomentari hidup orang lain dengan dalih peduli padahal hanya pengen tahu alias kepo (Knowing Every Particular Object). Hingga scroll media sosial berjam-jam tanpa ditimpa dengan kegiatan produktif setelahnya. Ternyata kita seterlena itu, terlupa melihat jauh dari luar tubuh.

Tahun 2030, hanya hitungan jari sebelah tangan. Apa yang Anda siapkan dari sekarang hingga 5 tahun kedepan? Akan kah 2030 menjadi tahun emas, bahkan berlian atau sekedar kerikil untuk Anda? Entah apa yang akan kita hadapi 5 tahun lagi saat reset terjadi. Yang dapat kita kontrol saat ini adalah diri sendiri. Berupaya sesuai peran masing-masing memberi kontribusi positif di dunia sekecil apapun itu. Karena kita hidup disini dan belum berpindah alam.

Pada tanggal yang sama tahun 2030, mari kita berbagi kisah. Berjanjilah kita hanya akan melakukan permainan “We Listen & We Don’t Judge”. Karena saat itu tiba, kita adalah insan yang sedang bermain peran menembus mesin waktu, melihat kembali dimana peristiwa bermula, tepat 5 tahun sebelumnya. Semoga kita semua selamat.

(catatan kecil di angka cantik: 250125)

Posted in NewsLeave a Comment on Memaknai Angka Psikologis 5

Publications

*2024*

Neutrosophic Soft Set for Forecasting Indonesian Bond Yields with Qonita Qurratu Aini, Imam Mukhlash, Kistosil Fahim, & Jasmir in Lecture Notes in Networks and Systems, Springer. First Online: 28 August 2024.

https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-031-67192-0_77

###

N-Soft Sets Association Rule and Its Application for Promotion Strategy in Distance Education with Selly Anastassia Amellia Kharis & Fauzan Ihza Fajar in BAREKENG: Journal of Mathematics and Its Applications. First Online: 31 July 2024.

https://doi.org/10.30598/barekengvol18iss3pp1865-1878

*2023*

Identification and Classification System of Students’ Talents and Interests in Distance Education Using Soft Computing in Innovation in Open and Distance Learning (INNODEL) 2023 Proceeding.

https://drive.google.com/file/d/18PD651nYRRw0lB4sHtmokFK0M0Oa7a7Z/view?usp=sharing

*2022*

Dual Hesitant N-Soft Sets in International Journal of Computing Science And Applied Mathematics.

First online: September 2022, https://iptek.its.ac.id/index.php/ijcsam/article/view/6302/7015

*2021*

The multi-fuzzy N-soft set and its applications to decision-making with José C. R. Alcantud in Neural Computing and Applications. Published online: 18 February 2021, https://rdcu.be/cftA9

*2020*

Pengambilan Keputusan Multi Hesitant 𝑁-Soft Sets, Jurnal Resti (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), Terbit Online Desember 2020, http://jurnal.iaii.or.id/index.php/RESTI/article/view/2662/346
###

Parameter reductions in N-soft sets and their applications in decision-making with Muhammad Akram, Ghous Ali, José C. R. Alcantud in Expert Systems. First online: 20 July 2020, https://doi.org/10.1111/exsy.12601

###

Analisis Fasilitas Pariwisata Menggunakan Prosedur Pengambilan Keputusan N-Soft Set, Fatia Fatimah & Andriyansah, Vol. 4 No.1 (2020), 135-141, Jurnal Resti (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), Terbit Online 18 februari 2020, http://jurnal.iaii.or.id/index.php/RESTI/article/view/1536

*2019*

Probabilistic soft sets and dual Probabilistic soft sets in decision making with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim & José Carlos R Alcantud in Neural Computing and Applications, Springer. January 2019, Volume 31, Supplement 1, pp 397–407.

*2018*

Expanded Dual Hesitant Fuzzy Sets with José Carlos R Alcantud .  2018 International Conference on Intelligent Systems (IS), Funchal – Madeira, Portugal, 2018, pp. 102-108,  https://doi.org/10.1109/IS.2018.8710539

###

Pengambilan Keputusan Incomplete N-Soft Sets pada Data untuk Mengukur Indikator Sustainable Development Goals dalam Buku ”Peran Matematika, Sains, dan Teknologi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”, Universitas Terbuka, Jakarta ISBN: 978-602-392-327-4, 2018. http://repository.ut.ac.id/7469/

###

Probabilistic soft sets and dual probabilistic soft sets in decision making with positive and negative parameters with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim in Journal of Physics: Conference Series, 2018. http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/983/1/012112/pdf

###

N-soft sets and their decision making algorithms with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim &, José Carlos R Alcantud, Soft Computing, June 2018, Volume 22, Issue 12, pp 3829–3842.  http://rdcu.be/v6yf

*2017*

A social choice approach to graded soft sets with Dedi Rosadi, RB Fajriya Hakim & José Carlos R Alcantud in IEEE Xplore, 2017, https://doi.org/10.1109/FUZZ-IEEE.2017.8015428

*2013*

Analisis Aktivitas Belajar Mahasiswa Non-Pendidikan Dasar UPBJJ-UT Padang with Andriyansah in Cakrawala Pendidikan, Jurnal Ilmiah Pendidikan, November 2013, Volume XXXII, Nomor 3, halaman 480-487, ISSN: 0216-1370. https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1635

*2012*

Kemampuan Komunikasi Matematis dan Pemecahan Masalah Melalui Problem Based-Learning, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 16(1),249-259, 2012. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/1116/2806

Posted in PublicationsLeave a Comment on Publications

DI BALIK KEPUTUSAN

Apa guna matematika Ma?

Pertanyaan anak Sekolah Dasar berumur 11 tahun kepada mamanya. Pertanyaan yang terlontar bukan karena dia mengalah pada matematika tetapi karena melihat mamanya masih bergelut dengan rumus-rumus matematika di layar laptop meski malam telah larut. Pertanyaan lugu, namun kritis.

Setiap manusia selalu menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Baik hitungan sederhana maupun kompleks. Entah dilakukan begitu saja yakni secara alamiah atau menyengaja dengan teori-teori mendalam yang bersifat ilmiah. Namun yang akan dibahas pada tulisan ini bukanlah rumus-rumus matematika yang bagi sebagian orang dianggap momok dan menjadi mimpi buruk. Hanya ulasan singkat sesederhana pertanyaan di awal tulisan.

Matematika merupakan alat untuk penyelesaian masalah baik untuk kasus yang pasti maupun tidak pasti. Keberhasilan matematika dalam menyelesaikan masalah bergantung pada banyak faktor pendukung, Seperti kemampuan kita mendefinisikan masalah terlebih dahulu. Jika gagal mendefinisikan suatu masalah maka penanganannya akan berbeda. Laksana dokter yang salah diagnosis sehingga berakibat salah memberikan resep. Selanjutnya kita diperbolehkan atau malah dianjurkan untuk berasumsi. Sebuah praduga atau analisis sederhana berdasarkan pengetahuan yang kita punyai saat ini. Asumsi bukanlah sebuah kebenaran yang harus dibela mati-matian kebenarannya. Namanya juga asumsi, maka perlu pembuktian. Di sisi lain, situasi pengambilan keputusan perlu digali serta diberi penjelasan termasuk jujur menyatakan keterbatasan alat atau metode yang sedang digunakan.

Semua penjelasan di atas bermuara pada pengambilan keputusan. Sehingga pengambilan keputusan terkadang tidak sesederhana yang terlihat. Ada kondisi atau latar belakang persoalan, alternatif pilihan, serta alat ukur untuk memilih satu atau beberapa alternatif sesuai kebutuhan. Hingga pada akhirnya mengikrarkan pilihan. Di saat bersamaan ketika keputusan telah diambil, maka dampak atas pilihan merupakan konsekuensi yang perlu diterima secara utuh. Apapun itu. Baik secara sosial, ekonomis bahkan psikologis.

 

Karenanya pengambilan keputusan merupakan ilmu yang merentas beberapa bidang keilmuan.  Seperti halnya berbicara atau mengeluarkan pernyataan di muka forum. Ini pun merupakan sebuah bentuk keputusan yakni pilihan bersikap. Perkataan yang terlontar merupakan pilihan. Jika sebagai pimpinan maka perkataan dapat menjadi titah atau keputusan. Sehingga diperlukan kehati-hatian agar pilihan yang diambil tidak menghakimi tanpa keadilan atau membunuh karakter seseorang.

Berbicara tentang mematikan karakter. Ketika seseorang memiliki potensi untuk beberapa hal kebaikan sebaiknya perlu pertimbangan dan pemikiran yang lebih luas untuk tidak mengkritiknya di depan umum atas kesalahan kecil yang tidak berakibat fatal apalagi tidak berdampak pada keburukan yang masif. Karena itu akan mematikan secara perlahan potensi yang dimiliki. Jika kritik memang harus disampaikan untuk kasus yang sama maka diutarakan ke semua lini tidak memandang atasan maupun bawahan. Hal ini agar kritik tetap berbasis keadilan. Namun ada baiknya sebelum memutuskan, dapat menjadi pertimbangan kalimat Dale Carnegie dalam bukunya berjudul How to Win Friends & Influence People berikut ini “When dealing with people, let us remember we are not dealing with creatures of logic. We are dealing with creatures of emotion, creatures bristling with prejudices and motivated by pride and vanity”.

Jawaban atas pertanyaan di awal tulisan ini adalah karena dibalik setiap keputusan apapun selalu ada alur matematika yang dipakai. Karenanya matematika bukan hanya tentang angka namun juga kata dan rasa.

 

(Tulisan terbit pada media online Top Sumbar 03032020)

Posted in NewsLeave a Comment on DI BALIK KEPUTUSAN

DILEMA EMPAT PULUH

What it means to turn 40?

Pertanyaan menggelitik bagi sebagian orang yang memasuki usia 40 tahun. Seperti pernyataan Walter B. Pitkin yang mempopulerkan ide Life Begins at Fortysejak tahun 1932. Sebagai psikolog ternama, Walter mengemukakan teorinya bahwa pada usia 40 seseorang telah mencapai titik keemasan dunia yang dikenal dengan istilah golden ageyakni mencapai kemapanan dalam karir, finansial dan status sosial. Ternyata ada beberapa hal menarik dengan angka 40.

Kongres Amerika Serikat resmi menjadikan jam kerja maksimal 40 jam seminggu sebagai undang-undang pada 24 Oktober 1940. Hal ini merupakan ujung dari perjuangan Robert Owen, seorang pengusaha sekaligus aktivis puluhan tahun sebelum menjadi undang-undang. Robert Owen memiliki slogan “delapan jam bekerja, delapan jam rekreasi dan delapan jam istirahat”. Kini, aturan kerja 40 jam seminggu telah dipakai hampir di semua negara termasuk Indonesia. Di Indonesia aturan yang diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan menyatakan bahwa maksimal tenaga kerja bekerja delapan jam sehari dalam lima hari kerja atau tujuh jam sehari jika bekerja enam hari. Sederhananya, jika tenaga kerja bekerja melebihi 40 jam maka berhak atas upah lembur.

Pada bidang matematika, 40 juga merupakan angka istimewa. Angka 40 merupakan salah satu dari bilangan setengah sempurna. Istilah bilangan setengah sempurna mengacu pada  bilangan yang jumlah sebagian pembaginya sama dengan bilangan itu sendiri. Contohnya untuk angka 40 diperoleh dari 1+4+5+10+20=40 dimana 1, 4, 5, 10 dan 20 merupakan sebagian faktor dari 40.

Seperti halnya angka 40 sebagai bilangan setengah sempurna, maka menjawab pertanyaan di awal tulisan ini, menjadi 40 tahun bukanlah kesempurnaan atau kemapanan ideal namun merupakan catatan untuk titik balik berbenah menjadi lebih baik dan lebih bahagia.

Tak ada yang perlu dikhawatirkan kecuali kebahagiaan itu sendiri. Definisi kebahagiaan setiap orang berbeda dan tidak dapat dipaksakan satu sama lain. Jika demikian, apakah berarti kebahagiaan dapat saling tumpang tindih atau malah tak saling bertemu?. Tentu tidak. Karena kita dapat mengacu pada kebahagiaan universal dimana alam mengangguk menyatakan persetujuan.

Pada penghujung renungan akan arti angka 40, ternyata sudah tertulis dan dijelaskan sejak berabad-abad silam yaitu QS: Al-Ahqaf:15“sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai.”

Karena menjadi 40 tahun tidak dapat dikatakan muda namun belum dapat izin untuk bergabung ke grup tua.

(Tulisan terbit pada media online Top Sumbar tanggal 25 Januari 2020)

Posted in NewsLeave a Comment on DILEMA EMPAT PULUH

Mengurai Terkadang

Mengurai Terkadang

Terkadang melihat dari jauh meski dekat
Terkadang lelah saat rehat
Terkadang relaks saat penat

Terkadang terjaga saat terlelap
Agar dapat terbang tanpa sayap

Terkadang terkurung pada waktu
Agar dapat menyapa
Terkadang tak apa saat tak tahu apa-apa
Agar dapat tahu saat tak tahu

Terkadang butuh diam saat kata-kata mulai berdarah
Terkadang tanya tak lagi perlu saat jawaban mengarah

Mendengar angin berbisik saat badai
Sederhana indah mengurai

Hope.

Posted in PoemsLeave a Comment on Mengurai Terkadang

Invited Speaker

Recent contributions:

*2024*

Seputar Universitas Terbuka. Materi “Menginspirasi Kemandirian Belajar di UT Padang”. Pusat Produksi Bahan Ajar Multimedia, Radio UT, 16 Januari 2024

*2023*

  • Seputar Universitas Terbuka. Materi “Mengatasi Jarak dan Batasan: Misi Mendekatkan Pendidikan ke Kota Padang”. Pusat Produksi Bahan Ajar Multimedia, Radio UT, 16 Agustus 2023.
  • MIPA Academic Talk Series 2. Inspire Through Research. FMIPA Universitas Andalas, 27 Juli 2023.

*2022*

  • The 4th International Conference on Mathematics and Sciences. Materi: “N-Soft Sets: theory and Applications in Statistics”. Universitas Mulawarman, 10-11 Oktober 2022.
  • Seminar Wisuda UT Padang. Materi “Ekosistem Pendidikan Digital: Trend Pendidikan Tinggi Masa Depan”. Universitas Terbuka, 11 Juni 2022.

*2021*

  • Webinar Series for Indonesia. Materi “Business Analytic: Utilizing a Qualitative Method for Business Analytic”. Universitas Negeri Jakarta, 22 Oktober 2021
  • Inspirasi Topik Tugas Akhir Mahasiswa. Materi “N-Soft Sets: dari Padang untuk Dunia”. Universitas Negeri Padang, 20 Oktober 2021
  • Pelatihan Pengelolaan Data Penelitian dan Manajemen Referensi. Materi “Penggunaan Aplikasi Latex & Grammarly”. Universitas Terbuka, 31 Agustus & 1 September 2021. 
  • Kolokium Komputasi Statistika. Materi “Statistical Approaches for Data Science”. Matematika, Universitas Gadjah Mada, 7 September 2021.
  • Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021. Materi “Kecakapan Digital”. Kominfo, 19 Agustus 2021
  • PPK Berbagi Inspirasi secara Akademik (BisA). Materi “Workshop Rekognisi Peneliti bagi Dosen Pemula dalam Rangka Publikasi Jurnal Internasional”. LPPM Universitas Terbuka, 20 Februari 2021

*2020*

  • Fortifikasi. Materi “Diseminasi, Publikasi dan Rekognisi Dosen”. STIT Syekh Muhammad Nafis, Tabalong-Kalimantan Selatan, 18 September 2020.
  • Cara Jitu Publikasi Jurnal Bereputasi. Materi “How can a beginner publish a paper in good journal”. STIE Yapan Surabaya, 4 Juli 2020.
  • Voice of PPS UT, Matriks Harmonisasi Lulus Tepat Waktu. PPS Universitas Terbuka, 27 Juni 2020

*2019*

  • Konsultansi Penyiapan Artikel Layak Terbit. LPPM Universitas Terbuka, UT Pusat, Tangerang Selatan, 18-19 September 2019.

Batch 3_Artikel Layak terbit

Batch 3_Menemukan yang Tepat

  • Konsinyering Penulisan Artikel pada Jurnal Bereputasi. LPPM Universitas Terbuka, Jakarta Selatan, 30 April-4 Mei 2019.

Batch 2_How to Write a Paper for A Good Journal

Batch 2_How to Recognize Someone as a Researcher

  • Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Bereputasi. LPPM Universitas Terbuka, Sentul, Bogor, 12-17 Februari 2019:

Batch 1_Teknik Punulisan Artikel

Batch 1_Register Peneliti

  • Diklat Teknis Substantif Guru Matematika MTs Kementerian Agama, Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau. Padang, Sumbar, 20 Maret2019.

Materi Essensial Statistika MTS

*2018*

  • Seminar rutin matematika Universitas Andalas. Padang, Unand, 12 September 2018.

Soft sets_teori, aplikasi dan potensi penelitian_math unand

  • Workshop peningkatan kerja sama perguruan tinggi swasta. Kopertis Wilayah X, 30 Maret 2018 .
Posted in UncategorizedLeave a Comment on Invited Speaker

Conference

Oral Presentation:

*2024*

The 2024 International Conference on Innovation in Open and Distance Learning (INNODEL). Based Talent & Interest Allocation Application. Medan, 14-15 November 2024.

*2023*

The 2023 International Conference on Innovation in Open and Distance
Learning (INNODEL). First Result-The TIA Application for Students’ Managing Talent in Distance Higher Education. Yogyakarta, 23-24 Oktober 2023

*2022*

The 35th AAOU Annual Conference 2022. Critical Success Factors for Non-Education Programs Graduates in Distance Learning. ICC Jeju, South Korea , 1-4 November 2022.

*2021*

  • The 1st International Seminar of Science and Technology Society Development. N-Soft Sets: Literature Review & Research Potential. FST Universitas Terbuka, 14 Oktober 2021.
  • International Conference on Innovation in Open and Distance Learning (INNODEL) 2021. Digital Transformation in Universitas Terbuka: Maturity Analysis. Universitas Terbuka, 15 November 2021.

*2019*

International Congress on Industrial and Applied Mathematics. The Multi-Fuzzy N-Soft Set and Its Operations, Valencia, Spanyol, 15-19 Juli, 2019.

*2018*

9th International Conference on Intelligent Systems, IS2018. Expanded Dual Hesitant Fuzzy Sets, Funchal, Portugal, 25-27 September 2018.

Internasional Conference on Basic Sciences and Its Application 2018. Prediction of Missing Data in N-Soft Sets, 23-24 Agustus 2018, Padang.

*2015*

The First International Conference on Statistical Methods in Engineering, Science, Economy, and Education (SESEE-2015), Soft Set Constraints for Decision Making, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 19-20 September 2015.

The 7th SEAMS Universitas Gadjah Mada, An Application of Probabilistic Soft Sets in A Decision Making, Univeritas Gadjah Mada, Yogyakarta, 18-21 Agustus 2015.

*2012*

Seminar 1st International Conference on Open and Distance e-Learning (1ICODEL), Implementation of Online Tutorial at Universitas Terbuka, Manila, Pilipina, 22-24 Februari 2012.

*2011*

Seminar Internasional Asian Association of Open Universities (AAOU), The Improvement of Academic Quality at Universitas Terbuka, Indonesia, Penang, Malaysia, 26 September–1 Oktober 2011.

Posted in ResearchLeave a Comment on Conference

An overview of my research:

Current research: https://fatia.staff.ut.ac.id/2019/01/15/current-research/

Publications : https://fatia.staff.ut.ac.id/2019/01/15/publications/

My profiles at academic social networks:

https://www.researchgate.net/profile/Fatia_Fatimah

https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57194021799

https://scholar.google.co.id/citations?user=ZChp7X8AAAAJ&hl=en&oi=ao

http://sinta2.ristekdikti.go.id/authors/detail?id=5973332&view=overview

http://orcid.org/0000-0002-6883-4402

 

Posted in ResearchLeave a Comment on

Kenapa Mama Masih Belajar Padahal Sudah Tamat S-3?

SEBELUM beranjak tidur, anak saya, Af, tiba-tiba bertanya pertanyaan di atas. Mungkin pertanyaan yang sudah lama ia pendam setelah mengamati kegiatan mamanya setiap malam. Saya agak lama tercenung sebelum akhirnya mencoba menjawab. Jawaban yang diupayakan tidak diplomatis agar tidak menjadi tambahan pikiran baginya, anak kelas empat Sekolah Dasar. Kenapa? Karena implementasi kurikulum pendidikan anak-anak kita di lapangan, pada umumnya, masih sarat dengan prioritas menguras otak daripada lebih banyak bermain dan membangun karakter. Meski sudah beberapa kali pergantian kurikulum. Pada akhirnya, saya memilih untuk menghindari jawaban seperti “belajar itu sepanjang hayat”. Agar ia dapat tidur dengan tenang.

Pada perguruan tinggi, perubahan kurikulum juga merupakan keniscayaan. Saat ini, setiap perguruan tinggi dihimbau untuk mampu mengadaptasi kebutuhan era Revolusi Industri generasi keempat (RI 4.0). Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam bentuk rekomendasi hasil rapat kerja nasional (rakernas) di Universitas Diponegoro (Ristekdikti, 4 Januari 2019). Salah satu dari tujuh fokus rekomendasi berbunyi, “Penyesuaian sistem & kurikulum yang diintegrasikan dengan sistem pembelajaran online ataupun blended learning tanpa menambah SKS. Penyesuaian ini termasuk fleksibilitas dalam penerapan model semester atau triwulan”

Terinspirasi dari cara seorang anak bertanya, timbul pertanyaan mendasar namun penting. Cukup satu pertanyaan yang dapat menjadi renungan kita bersama. Kenapa mahasiwa butuh kurikulum baru? Jika merujuk pada arahan Kemenristekdikti (Belmawa Ristekdikti, 19 Mei 2018) maka jawabannya adalah lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menguasai minimal tiga literasi baru yaitu: technology literacy, big data literacy serta humanity literacy. Namun apa jadinya jika yang menjawab mahasiswa.

Karena terkadang, entah banyak atau hanya sekelebat, pelaksanaan pergantian kurikulum tidak selalu didasari prioritas untuk kepentingan mahasiswa. Padahal pergantian kurikulum tidak lah gampang, cepat dan murah. Banyak pakar yang dilibatkan untuk berfikir keras agar blueprint kurikulum baru terbentuk. Sehingga wajar, pertemuan demi pertemuan diselenggarakan, baik tingkat nasional seperti bimbingan teknis antara utusan perguruan tinggi dan Kemenristekdikti sampai tingkat regional di perguruan tinggi masing-masing. Pertemuan untuk membahas pengembangan kurikulum, mulai dari sistematika penyusunan kurikulum di setiap program studi hingga cara pelaksanaan kurikulumnya.

Tipe pelaksanaan kurikulum biasanya diserahkan ke masing-masing perguruan tinggi sesuai kebutuhan. Apakah menerapkan ekivalensi kurikulum atau tidak. Pada ekivalensi kurikulum, mahasiswa baru dan lama wajib menggunakan kurikulum baru. Sebaliknya, pada non ekivalensi kurikulum, mahasiswa lama menggunakan kurikulum lama dan mahasiswa baru menggunakan kurikulum baru.

Bagaimana jika ada tipe ketiga yang diberi nama semi ekivalensi kurikulum? Pada tipe ini, semua angkatan menggunakan kurikulum baru kecuali mahasiswa lama yang mengulang mata kuliah. Hal ini dapat diterapkan misalnya pada perguruan tinggi yang menerapkan pembelajaran jarak jauh atau kurikulum yang diintegrasikan dengan sistem pembelajaran online seperti fokus rekomendasi hasil rakernas Kemenristekdikti yang disebut pada awal tulisan ini.

Sebagai contoh, mahasiswa Y mengambil mata kuliah A. Pada kurikulum lama, mata kuliah A bukan mata kuliah berpraktek. Saat Y mengulang mata kuliah tersebut pada semester selanjutnya, mata kuliah tersebut berubah menjadi mata kuliah praktek karena pergantian kurikulum. Pada perguruan tinggi yang menerapkan sistem semi ekivalensi kurikulum, mahasiswa Y cukup melaksanakan ujian tanpa harus menunggu terpenuhi kuota untuk melaksanakan praktek atau jika praktek online belum tersedia atau sistem pelaksanaan kurikulum belum tersosialisasi dengan baik. Dengan tipe sistem seperti ini diharapkan tujuan peningkatan kompetensi mahasiswa dapat dijembatani oleh perguruan tinggi melalui kurikulum baru dan di saat bersamaan mahasiswa merasa terjamin karena haknya terfasilitasi secara unik sesuai kebutuhan.

Kurikulum baru akan selalu menemui beberapa kendala saat penerapannya. Oleh karena itu, pengawasan dan evaluasi agar kurikulum berjalan dengan baik sesuai tujuan tidak dapat semata-mata dipercayakan kepada pimpinan perguruan tinggi dan para pejabat terkait di Kemenristekdikti. Mahasiswa sebagai objek utama diminta untuk proaktif untuk mengawal dan kreatif memberi saran membangun. Di sisi lain, pihak peguruan tinggi mampu berlapang dada mendengarkan dan mewujudkan cita-cita bersama yang melandasai sebuah kurikulum dirubah. Karena sekali lagi, tujuan kurikulum dan repotnya urusan pergantian kurikulum adalah kebutuhan. Kebutuhan mahasiswa dan perguruan tinggi. Kebutuhan untuk mencetak mahasiswa lebih berkualitas. Untuk kualitas Indonesia kini dan nanti.

Seperti jawaban saya ke Af, “karena mama masih butuh belajar agar mahasiswa dan mama dapat lebih baik dari sebelumnya”.

 

Terbit pada Tajuk rakyatmerdekanews.com, 8 Januari 2019.

Posted in NewsLeave a Comment on Kenapa Mama Masih Belajar Padahal Sudah Tamat S-3?